Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengaku diintimidasi pihak kampus usai protes soal meroketnya uang kuliah tunggal (UKT). Saya merasa sangat prihatin dan prihatin dengan situasi yang dihadapi oleh mahasiswa yang mengalami intimidasi setelah menyuarakan protes terkait UKT (uang kuliah tunggal) di Universitas Negeri Yogyakarta. Sebagai mahasiswa yang memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya, seharusnya mereka tidak menghadapi ancaman atau intimidasi apapun, terlebih ancaman pencabutan beasiswa, yang seharusnya menjadi hak mereka sebagai mahasiswa yang berprestasi. Ancaman seperti itu jelas merupakan tindakan yang tidak etis dan melanggar hak asasi manusia. Mahasiswa seharusnya diberikan ruang untuk menyuarakan pendapatnya tanpa takut akan konsekuensi yang mungkin mereka hadapi. Seharusnya pihak kampus mendengarkan aspirasi mahasiswa dengan bijaksana dan mencari solusi yang terbaik untuk kedua belah pihak. Saya berharap pihak universitas segera menanggapi serius masalah ini dan memberikan perlindungan serta jaminan keamanan bagi mahasiswa yang mengalami intimidasi. Selain itu, tindakan ancaman pencabutan beasiswa juga harus ditindaklanjuti dengan langkah yang jelas dan adil sesuai dengan prosedur yang berlaku. Lebih dari itu, situasi ini seharusnya menjadi momentum bagi pihak kampus untuk introspeksi terhadap kebijakan yang diterapkan, termasuk mengenai UKT yang menjadi sorotan utama mahasiswa. Partisipasi mahasiswa dalam pembentukan kebijakan kampus merupakan hal yang penting untuk menciptakan lingkungan akademik yang sehat dan harmonis. Akhirnya, saya mengajak seluruh pihak terkait, baik mahasiswa, dosen, maupun pihak universitas, untuk menjaga komunikasi dan dialog yang baik dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Kebebasan berekspresi dan hak untuk memperjuangkan kepentingan bersama harus dihormati dan dilindungi agar tercipta lingkungan akademik yang kondusif dan harmonis.