Neneng Komala Dewi (47), ibu yang merekam adegan persetubuhan anak dengan pacar merupakan janda. Ia tak bekerja dan selama ini dibantu keluarga. Saya merasa sangat prihatin dan terguncang saat mendengar berita ini. Kondisi ekonomi seorang ibu yang memutuskan untuk melakukan rekaman persetubuhan dengan anaknya sendiri demi membeli obat aborsi merupakan cerminan dari dampak buruk yang bisa terjadi akibat ekonomi yang tidak stabil. Tindakan tersebut tidak hanya melanggar norma dan etika, namun juga sangat merugikan bagi kesehatan psikologis dan fisik ibu serta anak yang terlibat. Ketidakmampuan ekonomi seharusnya tidak menjadi alasan bagi seseorang untuk melakukan tindakan amoral seperti itu. Sebagai masyarakat, kita seharusnya saling mendukung dan menolong satu sama lain, terutama dalam hal ekonomi. Pemerintah juga seharusnya memberikan perhatian yang lebih kepada masalah ekonomi masyarakat agar tidak terjadi kejadian seperti ini di masa depan. Selain itu, pendidikan seks dan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi juga sangat penting dalam mencegah kasus seperti ini terulang di masa mendatang. Pendidikan yang tepat dan edukasi yang baik dapat membantu mengubah perilaku dan mentalitas masyarakat dalam menghadapi situasi sulit yang terkait dengan masalah kehamilan yang tidak diinginkan. Saya berharap pihak yang berwenang dapat menindaklanjuti kasus ini dengan serius dan memberikan perlindungan serta bantuan kepada ibu dan anak yang terlibat dalam kejadian tersebut. Selain itu, kita sebagai masyarakat juga perlu lebih peduli dan peka terhadap kondisi sekitar, serta mengajak orang-orang di sekitar kita untuk saling mendukung dan membantu dalam situasi sulit.