Ibu yang rekam putrinya bersetubuh pernah ajak pacar anaknya bercinta, ditolak karena bau badan. Berita tersebut sangat mengkhawatirkan dan membuat saya merasa prihatin dengan situasi yang dihadapi oleh anak perempuan dalam keluarga tersebut. Tindakan ibu yang merekam putrinya sedang bersetubuh dengan pacarnya menunjukkan kegagalan dalam mendidik anak secara tepat dan primer. Selain itu, ajakan yang dilakukan oleh ibu kepada pacar anaknya untuk bercinta menunjukkan bahwa ibu tersebut memiliki sikap dan perilaku yang tidak pantas sebagai seorang ibu. Tindakan yang dilakukan oleh ibu tersebut sangat merusak hubungan antara ibu dan anak, serta juga merusak hubungan percaya yang seharusnya terjalin antara anggota keluarga. Anak perlu merasa aman dan dilindungi oleh orang tua, bukan malah dimanfaatkan dan dieksploitasi. Tindakan tersebut juga dapat berdampak buruk pada psikologis anak, menyebabkan trauma dan mengganggu perkembangan emosionalnya di masa depan. Selain itu, tindakan tersebut juga dapat dianggap sebagai penyalahgunaan anak dan pelecehan seksual. Ajakan ibu kepada pacar anaknya untuk bercinta adalah tindakan yang sangat tidak etis dan merupakan bentuk pelecehan terhadap anak. Selain itu, merekam kegiatan seksual anaknya tanpa seizin dan pengetahuannya juga dapat dianggap sebagai tindakan yang melanggar privasi dan hak asasi anak. Adanya alasan bahwa pacar anaknya menolak karena bau badan seakan menjadi alasan yang sia-sia dan belum relevan dalam konteks yang lebih luas. Seharusnya fokus dibawa pada tindakan tidak pantas yang dilakukan oleh ibu tersebut dan dampaknya terhadap anak. Hal ini juga harus menjadi peringatan bagi semua orang tua bahwa mendidik anak harus dilakukan dengan penuh kasih sayang, kesabaran, dan pengertian, bukan dengan cara-cara yang merugikan dan tidak etis. Diharapkan agar kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua orang tua untuk lebih memperhatikan perlindungan dan pengawasan terhadap anak-anak, serta memahami pentingnya menjaga privasi dan hak-hak anak. Perlindungan anak harus menjadi prioritas utama dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil oleh orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta menjadi individu yang mandiri dan percaya diri.