Video ratusan orang melamar kerja di warung seblak di Sindangkasi, Ciamis, viral di media sosial. Bahkan ada yang dari Jakarta. Saya merasa prihatin dengan situasi yang terjadi di Warung Seblak di Ciamis yang diserbu oleh 220 pelamar kerja. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya mencari pekerjaan di masa pandemi seperti sekarang, dimana banyak orang kehilangan pekerjaan akibat penutupan usaha atau pemangkasan karyawan. Kondisi ini mendorong orang-orang untuk bersaing dengan sangat ketat demi mendapatkan pekerjaan, bahkan sampai merampok peluang kerja dengan menyerbu warung seblak. Peristiwa ini juga mencerminkan pentingnya adanya kebijakan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja yang cukup, agar orang-orang tidak terjebak dalam kondisi ekonomi yang sulit dan terpaksa melakukan hal-hal seperti ini. Hal ini juga menunjukkan bahwa banyaknya jumlah pengangguran yang masih belum teratasi dengan baik di Indonesia, terutama di daerah-daerah pedesaan seperti Ciamis. Namun demikian, saya juga merasa keprihatinan dengan tindakan 220 pelamar kerja yang menyerbu warung seblak tersebut. Mereka seharusnya memahami bahwa menyerbu sebuah warung dengan cara-cara yang tidak etis bukanlah solusi untuk mendapatkan pekerjaan. Tindakan tersebut justru merugikan warung tersebut dan menciptakan ketidaknyamanan bagi pelanggan yang sedang makan di tempat tersebut. Sebagai masyarakat, kita harus lebih bijaksana dalam menghadapi situasi sulit seperti ini. Bukan dengan cara-cara yang merugikan pihak lain, melainkan dengan mencari solusi yang lebih baik dan terhormat. Kita juga harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika, bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun. Semoga peristiwa ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berempati dan bersikap bijaksana dalam menghadapi masalah ekonomi.