'Saya bilang gantian lah sama saya, saya deh yang jadi ketua DPR, kamu yang jadi ketua umum, haha,” kata Megawati Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa tawaran yang diberikan oleh Megawati kepada Puan untuk saling bertukar posisi merupakan sebuah langkah yang menarik dan mengejutkan. Sebagai Ketua Umum PDI-P dan mantan Presiden, Megawati cukup berpengaruh dalam politik Indonesia, sehingga tawarannya tersebut bisa menjadi sebuah strategi politik yang cerdas. Namun, hal ini juga bisa menimbulkan spekulasi dan kontroversi di kalangan masyarakat. Sebagian besar masyarakat mungkin akan menilai tawaran ini sebagai sebuah bentuk nepotisme atau penyalahgunaan kekuasaan. Selain itu, ada pula yang berpendapat bahwa posisi di DPR dan sebagai Ketua Umum partai merupakan dua jabatan yang berbeda dan seharusnya tidak saling bertukar. Meskipun demikian, sebagai politisi yang memiliki kedekatan keluarga, bukan hal yang aneh untuk melihat adanya tawaran seperti ini. Puan juga memiliki pengalaman yang cukup dalam bidang politik sehingga mungkin saja masyarakat akan menerima tawaran tersebut dengan baik. Namun, yang perlu diingat adalah bahwa keputusan akhir tetap tergantung pada Puan sendiri. Selain itu, tawaran ini juga dapat menimbulkan pertanyaan tentang keseriusan Megawati dalam memimpin partainya dan menjalankan tugasnya sebagai Ketua Umum. Apakah ia merasa tidak mampu lagi memimpin partai sehingga ingin fokus pada DPR, ataukah ini hanya sebuah strategi politik semata. Ini adalah pertanyaan yang perlu dijawab dengan jelas oleh Megawati. Secara keseluruhan, tawaran Megawati kepada Puan untuk bertukar posisi merupakan sebuah langkah yang menarik namun juga kontroversial. Diperlukan kebijakan politik yang bijaksana dan keputusan yang tepat agar tawaran ini tidak menimbulkan konflik lebih lanjut di kalangan masyarakat dan partai.