Begini lah nasib tiga turis atau warga negara asing (WNA) yang berpose tak sopan (pamer pantat) di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur. Berita ini sangat mengkhawatirkan dan tidak dapat diterima dalam konteks budaya dan adat. Menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan ketidakamanan bagi turis asing yang berkunjung ke suatu tempat adalah tindakan yang tidak etis dan tidak beradab. Bahkan, tindakan ini dapat merusak citra bangsa Indonesia di mata dunia sebagai tuan rumah yang ramah dan sopan. Penghukuman adat terhadap turis asing yang melakukan tindakan tidak senonoh di tempat suci seperti Gunung Bromo haruslah dilakukan dengan bijaksana dan sesuai dengan prosedur yang adil. Mengutamakan keadilan dan menghormati hak asasi manusia, termasuk hak privasi dan martabat individu, harus menjadi prinsip utama dalam segala bentuk penegakan hukum. Selain itu, penting bagi kita untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga sopan santun dan menghormati budaya dan adat setempat, terutama dalam konteks pariwisata. Pendidikan dan kesadaran akan nilai-nilai budaya lokal dapat membantu mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang. Sebagai warga negara Indonesia, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama baik negara dan memastikan bahwa setiap orang, baik lokal maupun asing, diperlakukan dengan hormat dan martabat. Kita harus selalu memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan, tanpa memandang perbedaan etnis, agama, atau kebangsaan. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dan menghormati budaya orang lain.