Saka Tatal tidak memenuhi panggilan untuk pemeriksaan ulang oleh Polda Jawa Barat dengan alasan tidak miliki ongkos. Tanggapan saya terhadap berita yang menyebutkan bahwa Saka Tatal mangkir dari pemeriksaan ulang kasus Vina di Cirebon karena alasan tidak memiliki ongkos ke Bandung adalah sebuah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak etis. Sebagai seorang yang terlibat dalam kasus tersebut, Saka seharusnya mematuhi proses hukum yang sedang berjalan dengan memberikan kerjasama penuh kepada pihak berwajib. Alasan yang diberikan oleh Saka Tatal bahwa ia tidak memiliki ongkos ke Bandung untuk menjalani pemeriksaan ulang juga terdengar cukup meragukan. Seharusnya Saka bisa mencari alternatif solusi, misalnya dengan memberitahu pihak yang bersangkutan agar proses pemeriksaan ulang dapat dilakukan di tempat yang lebih dekat. Tidak hadir dalam pemeriksaan yang sudah dijadwalkan juga menunjukkan ketidakpedulian Saka terhadap proses hukum yang sedang berjalan. Hal ini dapat menimbulkan dugaan bahwa Saka memiliki sesuatu yang ingin disembunyikan atau menghindari pertanggungjawaban atas perbuatannya. Sebagai warga negara yang baik, seharusnya Saka Tatal tetap memenuhi panggilan hukum demi kepentingan keadilan dan penegakan hukum di negara ini. Dengan menghindari pemeriksaan yang semestinya dilakukan, Saka hanya akan semakin memperburuk situasi hukumnya dan membuatnya semakin sulit untuk mendapatkan keadilan. Pemerintah dan aparat penegak hukum perlu menindaklanjuti kasus ini dengan serius dan memberikan sanksi yang setimpal kepada Saka Tatal atas kelalaiannya dalam menghadapi proses hukum. Keterbukaan dan keadilan harus tetap dijunjung tinggi demi menjaga citra hukum Indonesia di mata dunia. Sekaligus, penting bagi penegak hukum untuk memastikan bahwa setiap individu yang terlibat dalam kasus hukum dapat diakses dan diwajibkan untuk memberikan keterangan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Hal ini sebagai bentuk keadilan bagi semua pihak yang terlibat dalam suatu kasus hukum.