Buronan dari Thailand membuat identitas palsu, mulai dari akte kelahiran, KTP, hingga kartu keluarga selama tujuh bulan kabur ke Indonesia. Berita tersebut sangat mengkhawatirkan karena menunjukkan bahwa masih ada celah dalam sistem keamanan dan imigrasi di Indonesia yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku kriminal untuk menyembunyikan identitas mereka. Tindakan buronan Thailand yang kabur ke Indonesia, menyamar sebagai warga Aceh, dan membuat KTP palsu menunjukkan tingkat kecerdasan dan ketidaktaatan hukum yang tinggi. Tindakan ini tidak hanya merugikan pihak berwajib di Thailand yang berusaha mengejar pelaku, namun juga merupakan ancaman bagi keamanan nasional Indonesia. Keberadaan pelaku kriminal yang bersembunyi di Indonesia dapat membahayakan masyarakat dan menjadi potensi pelaku kejahatan di tanah air. Kasus ini juga menunjukkan perlunya peningkatan sistem keamanan dan pengawasan di pintu-pintu masuk ke Indonesia. Pemerintah perlu memperketat kontrol imigrasi dan melakukan pemantauan lebih dekat terhadap warga asing yang tinggal di Indonesia, agar tidak terjadi lagi kasus seperti ini di masa depan. Selain itu, kerja sama antar negara dalam penegakan hukum juga menjadi kunci penting dalam menangani kasus pelarian internasional seperti ini. Pihak berwajib di Indonesia harus bekerja sama dengan pihak berwenang di negara asal pelaku untuk mengejar dan menindak pelaku kriminal yang melarikan diri ke luar negeri. Kita sebagai masyarakat juga perlu lebih waspada dan proaktif dalam melaporkan keberadaan dan aktivitas mencurigakan dari orang asing di sekitar kita. Dengan bekerja sama dan bersinergi dengan pihak berwajib, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan terbebas dari pelaku kejahatan yang bersembunyi di tengah-tengah kita.