Sebanyak 37 warga Makassar yang menggunakan visa haji palsu terancam sejumlah sanksi. Salah satunya dilarang masuk ke Arab Saudi selama 10 tahun. Saya merasa sangat prihatin dengan berita tersebut. Perbuatan menggunakan visa haji palsu adalah tindakan yang tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga mencoreng nama baik agama dan negara. Keberangkatan haji merupakan ibadah yang sangat sakral bagi umat Muslim, dan melakukan kecurangan dalam hal tersebut sama halnya dengan merusak kehormatan kaum Muslimin. 37 warga Makassar yang terlibat dalam kasus ini seharusnya merasa malu dan menyesali perbuatannya. Mereka seharusnya menyadari bahwa menjalankan ibadah haji adalah kesempatan yang sangat berharga dan harus dijalani dengan ikhlas serta penuh keikhlasan. Menggunakan visa palsu hanya akan menimbulkan masalah dan menghambat proses ibadah haji mereka. Konsekuensi dari perbuatan mereka yang menggunakan visa haji palsu adalah terancam di-blacklist selama 10 tahun. Hal ini tentu akan berdampak pada kemampuan mereka untuk melakukan ibadah haji di masa depan. Mereka harus menerima hukuman ini sebagai pembelajaran agar tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari. Kepada pihak yang bertanggung jawab, saya berharap agar tindakan tegas diambil terhadap para pelaku penyalahgunaan visa haji. Dengan demikian, dapat memberikan efek jera kepada orang lain yang berencana untuk melakukan hal serupa. Selain itu, perlu adanya sosialisasi yang lebih intensif tentang pentingnya kejujuran dan ketulusan dalam menjalani ibadah haji agar tidak terjadi kasus serupa di masa depan. Kasus ini juga harus menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih waspada dan tidak terpancing dengan tawaran-tawaran yang tidak jelas terkait perjalanan ibadah haji. Sebagai umat Muslim, kita harus berkomitmen untuk menjalankan setiap rukun ibadah dengan penuh kesungguhan dan kejujuran agar mendapatkan ridha Allah SWT.