Mayat bocah malang ini ditemukan di lubang tempat mesin air rumah Didi (61), terduga pelaku pembunuhan. Saya merasa sangat prihatin dan terkejut mendengar berita ini. Praktik dukun atau perdukunan yang ditengarai sebagai penyebab kematian seorang bocah di Bekasi merupakan hal yang sangat tidak bisa diterima. Praktik-praktik seperti itu tidak hanya merugikan korban secara fisik maupun mental, tetapi juga merugikan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan perlunya penegakan hukum yang lebih tegas terhadap praktik perdukunan dan pengobatan alternatif yang tidak jelas keabsahannya. Perlindungan terhadap masyarakat, khususnya anak-anak, harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah dan aparat penegak hukum. Sudah seharusnya pemerintah melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah terjadinya praktik-praktik berbahaya seperti ini. Selain itu, peran keluarga dan lingkungan sekitar juga sangat penting dalam mencegah praktik perdukunan yang berujung pada kematian. Penting bagi kita semua untuk tetap waspada dan kritis terhadap tindakan-tindakan yang tidak lazim atau tidak jelas asal-usulnya. Edukasi dan sosialisasi mengenai bahaya praktik perdukunan juga perlu ditingkatkan agar masyarakat bisa lebih bijak dalam memilih bentuk pengobatan yang aman dan terpercaya. Kita semua berhak mendapatkan perlindungan dan keamanan dalam mencari pengobatan untuk kesehatan kita. Praktik dukun atau perdukunan yang merugikan tidak boleh dibiarkan terus terjadi. Semoga kasus ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih waspada dan memperkuat kesadaran akan pentingnya pemilihan pengobatan yang benar dan aman.