Setelah dilakukan pemeriksaan Nicolas menyebut bahwa ternyata tersangka Baharudin telah melakukan rudapaksa terhadap S sebanyak 50 kali sejak tahun Berita mengenai pria di Jakarta Timur yang menikahi ibu dari dua anak tirinya dan kemudian melakukan tindakan cabul terhadap kedua anak tirinya memang sangat memilukan dan menjijikkan. Tindakan tersebut merupakan pelanggaran yang sangat serius terhadap hak asasi manusia dan melawan norma-norma kemanusiaan yang berlaku. Tidak ada alasan atau pembenaran apapun bagi siapapun untuk melakukan tindakan kekerasan seksual, apalagi terhadap anak-anak yang seharusnya dilindungi dan diberikan kasih sayang. Pria tersebut jelas telah menyalahgunakan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya sebagai figur otoritas dan kepercayaan yang ia miliki atas kedua anak tirinya. Tindakan cabul yang telah dilakukan sebanyak 50 kali sejak tahun 2017 menunjukkan bahwa ini bukanlah tindakan yang dilakukan secara spontan, melainkan merupakan tindakan yang telah direncanakan dan dilakukan secara sadar selama periode waktu yang cukup lama. Perlindungan terhadap anak-anak harus menjadi prioritas utama bagi setiap individu dan masyarakat. Kita sebagai anggota masyarakat harus memastikan bahwa anak-anak mendapatkan perlindungan dan keamanan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Kasus seperti ini harus dijadikan pelajaran bagi kita semua untuk lebih waspada dan proaktif dalam melindungi anak-anak dari potensi kekerasan dan pelecehan seksual. Pihak berwenang harus menindak tegas pelaku kejahatan seksual seperti ini agar dapat memberikan keadilan kepada korban dan mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan. Selain itu, perlu juga dilakukan upaya pencegahan dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan anak dan tanda-tanda kekerasan seksual agar kasus semacam ini bisa diminimalisir. Semoga korban dapat segera mendapatkan bantuan dan pemulihan yang mereka butuhkan, serta pelaku dapat diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.