Ketiga WNI tersebut terancam denda serta hukuman kurungan penjara selama 6 bulan dari pemerintah Arab Saudi. Saya merasa prihatin dan kecewa atas tindakan ketiga koordinator jemaah yang terlibat dalam kasus visa haji palsu. Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib bagi umat Muslim yang mampu melakukannya, sehingga menggunakan visa palsu untuk melaksanakan ibadah haji adalah sebuah tindakan yang sangat tidak bermoral. Dengan adanya kasus ini, dapat merusak citra baik dan kepercayaan Indonesia di mata dunia internasional, terutama dalam hubungan dengan Arab Saudi sebagai negara tujuan ibadah haji bagi umat Islam Indonesia. Tindakan ini juga dapat merugikan jemaah haji lainnya yang secara sah dan jujur telah mengurus visa haji mereka dengan benar. Sangat disayangkan bahwa sejumlah oknum masih memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan pribadi dan keuntungan finansial semata, tanpa memikirkan dampak negatifnya bagi banyak orang. Oleh karena itu, proses hukum yang sedang berlangsung terhadap ketiga koordinator jemaah ini harus dilakukan dengan tegas dan transparan agar menjadi pelajaran bagi semua pihak. Sebagai umat Muslim, kita harus selalu mengedepankan kejujuran dan integritas dalam setiap tindakan kita, terutama dalam menjalankan ibadah haji yang merupakan salah satu kewajiban agama. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk tidak terlibat dalam tindakan yang merugikan dan merugikan orang lain, serta agar bisa menjaga nama baik Indonesia di mata dunia.