Amien Rais mengakui salah perhitungan saat melucuti kewenangan MPR memilih Presiden. Sebab, pilpres langsung nyatanya tetap melahirkan politik uang. Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa pernyataan Amien Rais tersebut menunjukkan sikap kepeduliannya terhadap prinsip demokrasi dan pilar-pilar kekuasaan di negara Indonesia. Dengan mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas pernyataannya yang dianggap merendahkan MPR sebagai lembaga negara, Amien Rais menunjukkan sikap kedewasaan dan ketegasan dalam menghadapi kritik. Selain itu, pernyataan Amien Rais juga menjadi sebuah pelajaran bagi masyarakat Indonesia agar lebih memahami sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia. Dalam sistem demokrasi, setiap lembaga negara memiliki kewenangan dan peranannya masing-masing, termasuk MPR yang memiliki kewenangan dalam pemilihan presiden. Dengan demikian, sikap penghormatan dan pengakuan terhadap kewenangan lembaga negara adalah hal yang sangat penting dalam menjaga stabilitas dan keberlangsungan negara. Meskipun demikian, pernyataan kontroversial Amien Rais juga menunjukkan bahwa sebagai seorang tokoh publik, ia harus lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya agar tidak menimbulkan polemik dan konflik di masyarakat. Sebagai mantan Ketua MPR, Amien Rais seharusnya lebih bijak dan teliti dalam mengeluarkan pernyataan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan perpecahan di tengah masyarakat. Diharapkan bahwa peristiwa ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak, baik elite politik maupun masyarakat luas, untuk menjaga sikap hormat dan rasa tanggung jawab terhadap lembaga negara serta memperkuat prinsip-prinsip demokrasi dan supremasi hukum. Kritik konstruktif dan dialog yang baik antara elite politik dan masyarakat adalah kunci dalam membangun negara yang demokratis, adil, dan berdaulat. Semoga kejadian ini dapat dijadikan momentum untuk lebih meningkatkan kesadaran politik dan menghargai institusi negara demi terciptanya tatanan politik yang lebih baik di Indonesia.