Seorang pencuri bernama Hendri Sianipar (48) ditembak polisi karena melawan saat hendak ditangkap di Belawan. Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa tindakan mencuri merupakan perbuatan yang sangat merugikan dan merugikan korban secara materiil maupun emosional. Dalam kasus ini, maling yang mencuri ponsel dan laptop seorang guru seharusnya sadar bahwa korban adalah seseorang yang bekerja dengan tekun untuk memberikan ilmu dan pendidikan kepada orang lain. Tindakan tersebut tidak hanya merugikan korban, tetapi juga memberikan dampak buruk bagi masyarakat karena mengganggu proses belajar mengajar. Selain itu, tindakan maling yang melawan petugas polisi setelah tertangkap menunjukkan ketidaktaatan terhadap hukum dan otoritas. Melawan polisi adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan dan menunjukkan ketidakmampuan pelaku untuk menanggung konsekuensi dari perbuatannya. Tindakan melawan polisi juga dapat membahayakan nyawa petugas yang berusaha menjalankan tugasnya untuk memberantas kejahatan dan melindungi masyarakat. Meskipun penembakan yang dilakukan terhadap maling mungkin merupakan tindakan dalam rangka melakukan perlindungan diri atau untuk menghentikan pelaku yang mengancam keselamatan publik, namun saya berharap bahwa setiap tindakan kekerasan harus dilakukan dengan proporsional dan dalam koridor hukum yang berlaku. Penegakan hukum harus dilakukan dengan bijaksana dan sesuai dengan prosedur yang berlaku untuk memastikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat. Sebagai masyarakat, kita juga perlu terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan dan kepatuhan terhadap hukum. Semua pihak harus bekerja sama untuk mencegah terjadinya tindakan kriminal seperti pencurian dan memastikan bahwa pelaku kejahatan mendapat hukuman yang sesuai dengan perbuatannya. Semoga kejadian seperti ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih waspada dan menjaga lingkungan sekitar agar terhindar dari tindakan kriminal.