Tidak hanya Heri, istri dan kedua anaknya juga ikut disekap. Penyekapan itu diduga karena Heri tidak mampu bayar utang Rp150 juta. Berita tersebut sangat mengkhawatirkan karena menunjukkan kasus kekerasan dan penculikan yang dilakukan karena masalah utang. Tindakan tersebut tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga merupakan bentuk eksploitasi dan penyalahgunaan terhadap individu dan keluarganya. Hal ini membuktikan bahwa utang yang tidak terkelola dengan baik dapat berpotensi menjadi penyebab konflik dan kekerasan dalam masyarakat. Tindakan tersebut juga menunjukkan bahwa masih banyak keberadaan praktik ilegal yang merugikan masyarakat, seperti penculikan dan penyekapan dalam rangka pemaksaan pengembalian utang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan dan perlindungan hukum bagi masyarakat yang rentan menjadi korban tindakan kekerasan semacam ini. Saksi yang memberikan penuturan dalam berita tersebut juga menunjukkan adanya keterlibatan pihak lain dalam kasus tersebut, yang menyebabkan semakin bertambah seriusnya kasus ini. Diperlukan tindakan tegas dan cepat dari aparat hukum untuk menuntaskan kasus ini dan menjadikan pelaku sebagai contoh bagi orang lain agar tidak melakukan tindakan serupa di masa mendatang. Kita sebagai masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengelola utang dengan bijak dan bertanggung jawab. Jika mengalami masalah keuangan, sebaiknya mencari solusi yang baik tanpa harus melibatkan tindakan kekerasan dan ilegalitas. Perlu juga adanya pemahaman bahwa utang adalah tanggung jawab yang harus dipenuhi dengan cara yang benar dan tidak merugikan pihak lain. Diharapkan kasus serupa ini tidak terjadi lagi di masa mendatang, dan pelaku kejahatan dapat diberikan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya. Semua pihak juga perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang, tanpa adanya ancaman dan kekerasan yang mengganggu ketentraman masyarakat.