WNA ini melakukan aksinya dengan modus pura-pura tidak memiliki uang tunai dan tak bisa bertransaksi online. Sangat disayangkan melihat perbuatan pasangan WNA yang menginap di hotel di Bali selama 20 hari tanpa membayar. Tindakan ini tidak hanya merugikan pihak hotel, namun juga mencoreng nama baik turis asing di Indonesia. Sebagai turis, seharusnya mereka patuh terhadap aturan dan etika yang berlaku di negara yang dikunjungi. Tindakan yang dilakukan seharusnya tidak dibiarkan dan harus diproses secara hukum. Perilaku ini juga dapat menciptakan ketidaknyamanan bagi turis asing lainnya yang datang ke Bali. Mereka yang sebenarnya bertujuan untuk menikmati liburan yang menyenangkan, justru akan merasa waswas dengan adanya kasus seperti ini. Hal ini dapat berdampak buruk bagi industri pariwisata, yang menjadi tulang punggung ekonomi di Bali. Penting untuk mengambil langkah tegas terhadap pasangan WNA ini sebagai pelajaran bagi turis asing lainnya bahwa tindakan penipuan tidak akan ditoleransi di Indonesia. Pihak berwenang harus menindak lanjuti kasus ini dengan serius dan memastikan bahwa mereka membayar semua biaya yang harus mereka tanggung selama menginap di hotel. Selain itu, hotel juga seharusnya meningkatkan keamanan dan pengawasan terhadap tamu yang menginap, terutama bagi tamu asing yang tidak memiliki alat pembayaran yang valid. Langkah preventif seperti ini akan membantu mencegah kasus serupa terulang di masa depan. Sebagai masyarakat, kita juga harus senantiasa menjaga sikap baik dan hormati terhadap tamu asing yang datang ke Indonesia. Dengan begitu, diharapkan akan tercipta lingkungan yang aman dan nyaman bagi para wisatawan, tanpa adanya tindakan penipuan atau pelanggaran lainnya. Kasus ini juga seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa menghormati aturan dan etika ketika bepergian ke luar negeri adalah hal yang mutlak diperlukan. Dengan demikian, kita dapat memberikan contoh yang baik kepada orang lain dan memperkuat hubungan antarbangsa yang lebih harmonis.