Seorang polisi berinisial Bripda C diduga dianiaya sejumlah orang saat berada di Jalan H Misbah, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan. Saya merasa sangat prihatin dan kecewa mendengar berita tentang seorang polisi di Medan yang dikeroyok oleh warga. Tindakan tersebut tidak dapat diterima dalam masyarakat yang beradab, terlebih lagi dilakukan kepada seorang petugas yang seharusnya melindungi dan mengayomi. Hal ini menunjukkan adanya ketidaktaatan terhadap aturan hukum dan norma sosial yang berlaku. Dalam menjalankan tugasnya, seorang polisi tentu memiliki risiko yang tinggi terkait dengan pengamanan dan penegakan hukum. Namun, hal tersebut tidak boleh dijadikan alasan untuk melakukan kekerasan terhadap polisi. Sebagai anggota kepolisian, mereka juga manusia yang dapat merasakan sakit dan trauma akibat tindakan kekerasan yang dilakukan oleh warga. Perlu ada langkah konkret dari pihak kepolisian dan pemerintah setempat untuk mengusut tuntas kasus ini dan menindak pelaku kekerasan seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, perlu juga adanya sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat tentang pentingnya menghormati dan bekerjasama dengan aparat kepolisian dalam menjaga keamanan di lingkungan sekitarnya. Kejadian ini juga menjadi cambuk bagi seluruh aparat kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaan dan profesionalisme dalam menjalankan tugas sehari-hari. Kekerasan terhadap polisi bukanlah solusi dalam menyelesaikan konflik atau permasalahan yang terjadi di masyarakat. Sebaliknya, dialog dan komunikasi yang baik antara polisi dan masyarakat akan lebih efektif dalam menciptakan situasi yang aman dan kondusif. Saya berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang dan masyarakat dapat lebih menghargai serta mendukung kerja keras aparat kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Semoga polisi yang menjadi korban kekerasan tersebut segera pulih dan dapat kembali bertugas dengan baik.