Kaesang menyebut Grace Natalie akan dicopot dari posisi Dewan Pembina PSI usai ia ditunjuk sebagai komisaris MIND ID. Tentu saja, hal ini merupakan suatu hal yang menarik untuk dibahas karena melibatkan dua nama yang cukup dikenal di dunia politik Indonesia, yakni Grace Natalie dan Kaesang Pangarep. Sebagai mantan ketua partai politik PSI, Grace Natalie merupakan sosok yang cukup dikenal dalam dunia politik tanah air. Keputusannya untuk menjadi komisaris di BUMN MIND ID tentu saja mencuri perhatian karena dianggap sebagai langkah yang mengejutkan. Terlebih lagi, adanya larangan bagi anggota partai politik untuk aktif di BUMN seakan menjadi polemik tersendiri. Sementara itu, pernyataan Kaesang yang menyatakan bahwa Grace Natalie seharusnya tidak boleh aktif lagi di PSI menunjukkan bahwa hal ini memang memicu pro kontra di masyarakat. Ada yang setuju dengan langkah Grace Natalie untuk bergabung dengan MIND ID karena dianggap sebagai kesempatan yang baik dalam dunia industri, namun ada juga yang menentangnya karena dianggap sebagai bentuk konflik kepentingan dengan dunia politik. Sebagai masyarakat, kita seharusnya menghargai hak individu untuk memilih karir dan langkah yang dianggap terbaik bagi dirinya sendiri. Namun, tentu kita juga perlu memperhatikan etika dan prinsip dalam menjalankan peran publik, terutama bagi mereka yang pernah menjabat di sebuah partai politik. Konflik kepentingan dapat terjadi dan hal ini perlu diwaspadai agar tidak merugikan pihak lain atau bahkan diri sendiri. Seharusnya, dalam menghadapi situasi seperti ini, perlu dilakukan dialog dan konsultasi antara pihak terkait guna mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak yang terlibat. Dengan begitu, dapat dihindari konflik yang lebih besar dan menyelamatkan nama baik kedua belah pihak serta institusi yang mereka wakili. Semoga keputusan Grace Natalie untuk menjadi komisaris MIND ID dapat berdampak positif bagi dunia industri di Indonesia, tanpa melupakan prinsip etika dan integritas dalam menjalankan peran publik.