Kelangkaan elpiji 3 kg membuat sebagian masyarakat di Lampung berpindah ke 'bright gas' (gas pink). Warga mengaku menyerah mencari gas melon. Tanggapan saya terhadap berita ini adalah bahwa kekurangan pasokan elpiji 3 kg merupakan masalah serius yang harus segera diatasi. Warga yang harus rela pindah menggunakan gas pink karena tidak mendapatkan pasokan elpiji merupakan tanda bahwa kebijakan distribusi gas subsidi perlu ditinjau ulang. Pemerintah seharusnya memastikan pasokan gas elpiji mencukupi untuk semua warga, tanpa ada yang harus kehilangan akses ke energi yang dibutuhkan untuk memasak. Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan tindakan preventif untuk mencegah terjadinya kelangkaan gas elpiji di masa mendatang. Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan produksi gas elpiji dalam negeri, meningkatkan distribusi secara efisien, serta melakukan pengawasan terhadap penyaluran gas subsidi agar tepat sasaran. Sementara itu, keputusan warga Lampung untuk beralih menggunakan gas pink juga menunjukkan bahwa masyarakat perlu memiliki alternatif yang dapat diandalkan ketika pasokan gas elpiji 3 kg terbatas. Pemerintah perlu memberikan informasi yang jelas dan tepat kepada masyarakat mengenai alternatif energi yang dapat digunakan sebagai pengganti gas elpiji, serta memastikan ketersediaan dan harga yang terjangkau. Dengan adanya kejadian ini, pihak terkait diharapkan dapat melakukan evaluasi mendalam terkait sistem distribusi gas elpiji di Indonesia. Pemerintah harus bertindak cepat untuk melakukan perbaikan dalam hal ini, sehingga kebutuhan energi masyarakat terutama untuk memasak dapat terpenuhi dengan baik tanpa harus mengalami kesulitan seperti yang terjadi saat ini.