Sistem ganjil genap di DKI Jakarta ditiadakan hingga hari ini, Rabu (18/6/2024) karena bertepatan dengan cuti bersama Hari Raya Idul Adha 1445 H. Saya merasa kecewa dengan kabar ini karena sistem ganjil genap merupakan salah satu solusi yang dapat membantu mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta. Dengan tidak diberlakukannya sistem ganjil genap hari ini, maka potensi kemacetan di ibu kota menjadi lebih tinggi dan menyebabkan banyak kendaraan terjebak di jalan. Selain itu, sistem ganjil genap juga memiliki manfaat dalam mengurangi polusi udara akibat kendaraan bermotor. Dengan membatasi jumlah kendaraan yang beroperasi setiap harinya, diharapkan dapat mengurangi emisi gas buang yang merugikan lingkungan. Oleh karena itu, tidak diberlakukannya sistem ganjil genap ini juga berpotensi membuat kualitas udara di Jakarta semakin buruk. Selain itu, penerapan sistem ganjil genap di Jakarta seharusnya menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam mengatasi masalah kemacetan lalu lintas. Dengan tidak diberlakukannya hari ini, hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat hambatan atau kendala dalam implementasi kebijakan ini. Perlu adanya perbaikan dan koordinasi yang lebih baik demi keberhasilan penerapan sistem ganjil genap di masa mendatang. Kita juga perlu memahami bahwa kebijakan ganjil genap tidak serta-merta dapat diterapkan begitu saja tanpa mempertimbangkan berbagai aspek seperti infrastruktur jalan, transportasi umum yang memadai, dan kesiapan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan evaluasi mendalam sebelum menerapkan kebijakan ini secara menyeluruh. Meskipun demikian, saya berharap pemerintah dapat segera menjalankan sistem ganjil genap di Jakarta demi mengurangi kemacetan dan polusi udara yang semakin meresahkan masyarakat. Diperlukan komitmen dan kerjasama semua pihak untuk mendukung kebijakan ini agar dapat memberikan dampak positif bagi kota Jakarta dan warganya.