Seorang gadis berusia 12 tahun dicabuli dua remaja di Luwu Utara. Salah satu pelaku diketahui juga berusia 12 tahun. Saya sangat prihatin dan terkejut setelah membaca berita ini. Tindakan cabul yang dilakukan oleh dua pemuda di Luwu Utara terhadap seorang gadis di bawah umur adalah perbuatan yang sangat tidak manusiawi dan tidak bisa ditoleransi. Lebih menyedihkan lagi, salah satu pelaku masih berusia 12 tahun. Peristiwa ini menunjukkan bahwa pendidikan dan kesadaran akan hak asasi manusia serta perlindungan anak di Indonesia masih sangat perlu ditingkatkan. Kasus ini juga memperlihatkan adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan terhadap gadis di bawah umur dari segala bentuk kekerasan fisik dan psikologis. Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus segera bertindak untuk memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap anak-anak, terutama bagi mereka yang rentan menjadi korban kekerasan seksual. Perlunya pendidikan seksual yang positif dan edukatif juga menjadi perbincangan yang harus diperhatikan. Anak-anak harus diajarkan mengenai batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar dalam interaksi sosial, termasuk mengenai hak asasi manusia dan perlindungan terhadap anak. Selain itu, orang tua juga harus memperhatikan pola asuh yang baik dan memberikan pemahaman kepada anak mengenai bahaya kekerasan seksual. Saya berharap kasus ini tidak hanya menjadi perhatian sesaat, tetapi juga menginspirasi langkah-langkah konkret untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan. Pemerintah, lembaga kemasyarakatan, dan masyarakat secara keseluruhan harus bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak, di mana mereka dapat tumbuh dan berkembang tanpa harus merasa takut menjadi korban kekerasan seksual. Semoga peristiwa ini juga menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli dan mengambil tindakan nyata dalam melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan.