Melihat jenazah bayi yang dibungkus dengan sarung, Darmawansyah pun teringat keponakannya yang pernah terpaksa diantar dengan motor ke rumah sakit. Berita mengenai kisah kakek yang harus gendong jenazah cucunya naik ojek online karena tidak mampu membayar ambulans sungguh menyentuh hati. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya kondisi ekonomi bagi sebagian masyarakat di Indonesia, yang membuat mereka terpaksa mengambil keputusan sulit seperti itu. Kakek tersebut pasti merasa sedih dan putus asa karena tidak dapat memberikan yang terbaik bagi cucunya, bahkan sampai saat-saat terakhir pun harus merasakan penderitaan tersebut. Kisah ini seharusnya menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat luas untuk lebih peduli terhadap kondisi sosial yang terjadi di sekeliling kita. Mungkin saja masih banyak kasus serupa yang terjadi di sekitar kita, namun tidak terekspos ke publik. Diperlukan langkah nyata untuk membantu meringankan beban ekonomi masyarakat, terutama dalam hal akses kesehatan yang seharusnya menjadi hak asasi setiap individu. Sangat disayangkan melihat bahwa kakek tersebut harus merasakan malu dan kesulitan hanya karena tidak mampu membayar ambulans yang seharusnya dapat diakses dengan mudah oleh seluruh masyarakat. Ini menunjukkan adanya kesenjangan sosial yang masih sangat besar di Indonesia, dimana akses pelayanan kesehatan seringkali terbatas bagi kalangan masyarakat yang kurang mampu. Kisah ini juga seharusnya menjadi ajakan bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap sesama dan selalu siap membantu ketika diperlukan. Mungkin kita tidak bisa mengubah situasi ekonomi seseorang secara langsung, namun setidaknya kita bisa memberikan bantuan moral atau material yang dapat meringankan beban mereka. Semoga kisah ini juga menjadi alarm bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih merata dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Semoga kakek tersebut dan cucunya mendapatkan kedamaian dan ketenangan di alam akhirat.