PKS dinilai cukup serius mengkaji tawaran Koalisi Indonesia Maju (KIM) terkait Pilkada Jakarta 2024. Bisa jadi pintu masuk ke kabinet Prabowo-Gibran. Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa PKS nampaknya sedang mempertimbangkan secara serius tawaran koalisi yang diajukan oleh Prabowo Subianto. Sebagai partai politik yang memiliki prinsip dan ideologi tertentu, tentu mereka harus mempertimbangkan dengan cermat sebelum membuat keputusan untuk berkoalisi dengan pihak lain. Keputusan PKS untuk tidak mengusung Anies Baswedan di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta mungkin karena pertimbangan strategis politik, melihat popularitas dan elektabilitas Anies yang masih cukup kontroversial. PKS tentu ingin memastikan bahwa calon yang mereka usung memiliki potensi untuk memenangkan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta dan mewakili aspirasi masyarakat. Selain itu, dapat diasumsikan bahwa PKS juga ingin memprioritaskan kepentingan internal partai serta menjaga keutuhan koalisi yang akan terbentuk. Mungkin ada pertimbangan lain seperti komposisi dan sinergi antara partai-partai yang terlibat dalam koalisi tersebut. Hal ini dapat membuktikan bahwa PKS memiliki kesadaran politik yang ditunjukkan dengan sikap yang cermat dan kontekstual dalam mengambil keputusan. Sebagai salah satu partai politik Islam yang cukup berpengaruh, langkah PKS dalam mempertimbangkan tawaran koalisi dengan matang merupakan tindakan yang wajar dan sesuai dengan proses demokrasi. Mereka harus memastikan bahwa keputusan yang diambil akan berdampak positif bagi partai dan juga bagi masyarakat luas. Semoga keputusan yang diambil PKS nantinya dapat membawa manfaat yang baik bagi perkembangan politik Indonesia.