Untuk mendapatkan kunci ini, pelaku memanfaatkan posisinya sebagai operator yang bertanggung jawab untuk proses perbaikan mesin ATM. Menurut saya, berita mengenai pegawai pengisi ATM yang menyimpan kunci cadangan untuk melakukan pencurian uang sebesar Rp 1 juta merupakan tindakan yang sangat tidak etis dan tidak patut ditiru. Tindakan tersebut jelas melanggar hukum dan merugikan pihak yang bersangkutan, perusahaan tempat dia bekerja, serta masyarakat yang menggunakan layanan ATM. Tindakan tersebut menunjukkan ketidaktaatan terhadap kode etik dan integritas pekerjaan, serta tidak adanya rasa tanggung jawab yang jelas. Dalam menjalankan tugasnya, seorang pegawai pengisi ATM seharusnya memiliki kepercayaan dan integritas tinggi, karena dia memiliki akses ke uang tunai dalam jumlah besar. Dalam hal ini, penggunaan kunci cadangan untuk melakukan pencurian menunjukkan bahwa pegawai tersebut tidak menjunjung tinggi prinsip kejujuran dan integritas. Selain itu, tindakan tersebut juga merugikan perusahaan tempat pegawai tersebut bekerja. Kasus seperti ini dapat merusak reputasi perusahaan dan menimbulkan kerugian finansial yang tidak sedikit. Hal ini juga dapat memberikan dampak negatif terhadap kepercayaan masyarakat terhadap layanan perbankan dan keamanan uang tunai yang disimpan di ATM. Dalam hal ini, perlu adanya tindakan hukum yang tegas terhadap pelaku untuk memberikan efek jera kepada orang lain yang memiliki niat untuk melakukan hal serupa. Selain itu, perusahaan juga perlu melakukan evaluasi terhadap prosedur keamanan dan pengawasan terhadap pegawai pengisi ATM agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Secara keseluruhan, tindakan pencurian yang dilakukan oleh pegawai pengisi ATM ini merupakan perbuatan yang sangat tidak terpuji dan harus diberikan sanksi yang setimpal. Hal ini juga menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu menjaga integritas dan kejujuran dalam menjalankan tugas agar tidak terjerumus dalam tindakan yang melanggar hukum dan etika.