Loading...
Bendahara Umum Partai Nasdem Sahroni mengaku tak tertarik ikut serta dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024. Ia mengungkapkan alasannya.
Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa pernyataan Sahroni yang mengaku tidak tertarik menjadi Gubernur Jakarta tetapi menyatakan dirinya 1.000 kali lebih galak dari Ahok terkesan janggal dan tidak relevan. Hal ini dapat dianggap sebagai pernyataan yang provokatif dan tidak membantu membangun suasana politik yang kondusif.
Mengklaim dirinya lebih galak dari Ahok seakan-akan tidak memberikan kontribusi positif apapun dalam konteks kepemimpinan dan pembangunan di Jakarta. Seharusnya seorang calon pemimpin fokus pada program dan rencana kerja yang jelas untuk mensejahterakan masyarakat, bukan membanggakan sifat galak yang seharusnya tidak menjadi poin utama dalam memimpin sebuah daerah.
Selain itu, pernyataan Sahroni yang tidak tertarik menjadi Gubernur Jakarta juga menimbulkan pertanyaan mengenai niat dan motivasinya dalam dunia politik. Seorang calon pemimpin seharusnya memiliki tekad dan semangat yang kuat untuk memajukan daerah yang dipimpinnya, bukan sekadar menyatakan ketidaktertarikan tanpa alasan yang jelas.
Dalam menghadapi pernyataan kontroversial seperti ini, sebaiknya masyarakat tidak langsung terpancing emosi atau terprovokasi. Lebih baik kita memilih untuk berpikir dengan rasional dan kritis terhadap hal-hal yang diutarakan oleh para calon pemimpin, termasuk mencermati program dan rencana kerja yang mereka tawarkan.
Akhir kata, penting bagi masyarakat Jakarta untuk lebih selektif dalam memilih pemimpin yang benar-benar memiliki komitmen untuk memajukan Jakarta serta mampu berkomunikasi dengan baik dengan rakyatnya. Kepemimpinan yang diwarnai oleh kecerdasan, integritas, dan kerja keras jauh lebih berharga daripada sekadar klaim ketidaktertarikan dan sifat galak yang tidak relevan.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment