Lebih jauh, menurut Suharyo, gereja Katolik tidak dapat disebut sebagai ormas keagamaan. Tanggapan saya terhadap berita ini adalah sangat positif. Kardinal Suharyo sebagai seorang tokoh agama yang memiliki peran penting dalam memperjuangkan hak-hak rakyat, terutama dalam hal lingkungan hidup, telah memberikan respons yang sangat tepat terhadap tawaran izin tambang yang dilakukan oleh pemerintah. Dengan menegaskan bahwa wilayah tersebut bukanlah wilayah gereja, beliau memberikan penegasan bahwa lingkungan hidup bukanlah hal yang bisa dipermainkan demi kepentingan ekonomi semata. Tindakan Kardinal Suharyo ini juga menjadi contoh bagi para pemimpin agama lainnya untuk turut aktif dalam memberikan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Dengan mempertahankan wilayah tersebut dari ancaman tambang, beliau turut serta dalam upaya melestarikan alam dan mengurangi dampak buruk dari kegiatan tambang yang bisa merusak lingkungan. Selain itu, penolakan yang dilakukan oleh Kardinal Suharyo juga dapat menjadi momentum untuk menjadikan isu lingkungan hidup sebagai perhatian utama dalam setiap kebijakan pemerintah. Dengan mengingatkan bahwa izin tambang tidak bisa semata-mata diberikan tanpa memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan hidup, kita dapat memastikan bahwa keberlangsungan hidup bumi dapat tetap terjaga. Kita berharap agar tindakan Kardinal Suharyo ini menjadi contoh bagi tokoh-tokoh agama dan pemimpin lainnya untuk ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa isu lingkungan hidup tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama bagi seluruh masyarakat untuk menjaga alam demi generasi masa depan.