Presiden PKS Ahmad Syaikhu bertemu dengan Ketum Nasdem Surya Paloh dua hari sebelum ditetapkannya Sohibul Iman sebagai bakal cagub Jakarta 2024. Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah hal yang wajar dan biasa terjadi dalam dunia politik. Pertemuan antara Presiden PKS dengan Surya Paloh, Ketua Umum NasDem, sebelum Sohibul Iman diusung sebagai calon gubernur Jakarta menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan adanya negosiasi atau kesepakatan politik di antara kedua pihak. Sebagai partai politik, PKS tentu memiliki strategi dalam menghadapi Pilkada Jakarta dan memilih kandidat yang dianggap paling potensial untuk memenangkan pertarungan. Pertemuan antara Presiden PKS dan Surya Paloh mungkin saja merupakan bagian dari upaya untuk mencari dukungan atau kerja sama politik demi memenangkan Pilkada Jakarta. Namun demikian, kita juga perlu melihat hal ini secara objektif dan tidak langsung mengambil kesimpulan bahwa ada kesepakatan tertentu yang melibatkan kedua pihak. Politik adalah dunia yang dinamis dan seringkali terjadi pergeseran aliansi antara partai politik. Pertemuan antara Presiden PKS dengan Surya Paloh bisa saja hanya merupakan pertemuan biasa antara dua pemimpin partai politik yang ingin berdiskusi tentang situasi politik terkini. Di satu sisi, upaya untuk menjalin kerja sama antara partai politik adalah hal yang lumrah dalam demokrasi. Namun di sisi lain, kekhawatiran akan terjadinya politik transaksional atau politik dagang yang hanya mengutamakan kepentingan partai politik semata bisa menjadi hal yang perlu diwaspadai. Kita sebagai publik memiliki hak untuk memantau perkembangan politik secara objektif dan kritis, serta menuntut transparansi dan akuntabilitas dari para pemimpin politik. Penting bagi kita untuk tidak mudah terpengaruh dengan narasi-narasi politik yang hanya bertujuan untuk memperkuat kepentingan kelompok tertentu. Maka dari itu, dalam menyikapi berita ini, kita perlu tetap tenang dan bijak dalam menilai setiap informasi yang diterima. Kita juga harus mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan dalam setiap proses politik yang terjadi, serta tetap memegang teguh nilai-nilai moral dan integritas dalam berpolitik.