Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku sering mendapatkan cemoohan dari petani jika harga komoditas turun. Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah sangat prihatin karena menunjukkan adanya ketidakpuasan dan ketidakpercayaan yang dirasakan oleh petani terhadap Menteri Pertanian. Diteriaki dengan kata 'brengsek' dan 'pembohong' merupakan tindakan yang tidak patut dilakukan, namun hal ini menjadi gambaran bahwa petani merasa terpinggirkan dan tidak diakui oleh pemerintah. Ketika seorang petani merasa terpinggirkan dan merasa bahwa kebutuhan serta kepentingannya tidak diakomodasi dengan baik oleh pemerintah, maka hal ini bisa menimbulkan kemarahan dan ketidakpercayaan. Sebagai Menteri Pertanian, seharusnya beliau dapat mendengarkan keluhan dan masukan dari petani dengan lebih empati dan mencari solusi yang terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Pemerintah seharusnya juga lebih proaktif dalam mendengarkan serta merespons keluhan dan masukan dari petani, karena petani merupakan pilar utama dalam mendukung ketahanan pangan negara. Jika petani merasa tidak diakui dan terpinggirkan, maka hal ini bisa berdampak negatif pada produksi pangan dan kesejahteraan petani sendiri. Selain itu, komunikasi yang baik antara pemerintah dan petani juga sangat penting untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan saling mendukung. Pemerintah harus memberikan perhatian yang lebih kepada para petani, mendengarkan keluhan serta masukan dari mereka, dan memberikan solusi yang tepat untuk meningkatkan kondisi kehidupan para petani. Diharapkan dengan adanya curahan hati Menteri Pertanian ini, pemerintah dapat lebih serius dalam mendorong pembangunan sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani. Kondisi petani yang sudah cukup terpuruk akibat berbagai faktor seperti harga pupuk yang tinggi, akses ke pasar yang sulit, dan minimnya bantuan dari pemerintah, seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah untuk segera mencari solusi yang tepat.