Karena situasi tidak kondusif, penanggung jawab rombongan tur menuruti keinginan preman tersebut dengan membayar Rp300 ribu Berita mengenai bus wisata yang digetok parkir liar di Masjid Istiqlal dengan biaya Rp300 ribu merupakan sebuah tindakan yang tidak patut dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab. Praktik parkir liar yang merugikan pengguna jalan serta menimbulkan keresahan di tengah masyarakat seharusnya tidak dibiarkan terus berlangsung. Tindakan tersebut jelas melanggar aturan dan norma yang berlaku, seharusnya pemerintah setempat meningkatkan pengawasan terhadap lokasi parkir yang kerap menjadi sarang oknum yang melakukan praktik parkir liar. Dalam hal ini, perlindungan terhadap hak-hak konsumen juga seharusnya diperkuat. Pengguna jasa transportasi harus dilindungi dari tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab seperti membebankan biaya parkir di luar batas wajar. Pihak terkait, seperti Dinas Perhubungan dan kepolisian, perlu segera mengambil tindakan tegas terhadap pelaku parkir liar yang telah melakukan tindakan tersebut. Ancaman yang diberikan oleh pelaku kepada pengemudi bus wisata yang menolak membayar biaya parkir yang tidak wajar juga patut mendapat perhatian serius. Ancaman tersebut merupakan bentuk intimidasi yang tidak boleh dibiarkan, dan pihak berwajib seharusnya segera mengidentifikasi dan mengusut tuntas pelaku yang bertanggung jawab atas tindakan tersebut. Terkait dengan perlindungan tempat ibadah seperti Masjid Istiqlal, pihak terkait juga seharusnya meningkatkan pengawasan dan keamanan di sekitar area masjid. Upaya preventif dan penegakan hukum secara tegas perlu dilakukan untuk mencegah adanya praktik-praktik yang merugikan dan meresahkan masyarakat. Pendekatan kolaboratif antara pemerintah, kepolisian, dan masyarakat juga perlu ditingkatkan untuk menangani permasalahan parkir liar dan potensi tindakan kriminal lainnya di sekitar tempat ibadah yang ramai dikunjungi oleh wisatawan maupun jemaah.