Mantan Kabareskrim Susno Duadji mengaku tidak yakin judi online bisa diberantas dan dihapuskan. Susno membeberkan alasan mengapa ia pesimistis. Saya merasa prihatin setelah membaca judul berita tersebut. Hal ini menggambarkan betapa sulitnya untuk memberantas judi online di Indonesia, meskipun telah dilakukan upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak berwenang. Mantan Kabareskrim yang menyatakan bahwa ia tidak yakin judi online akan terberantas mengindikasikan bahwa masih ada kendala-kendala yang menghambat upaya pemberantasan tersebut. Salah satu kendala yang mungkin dialami adalah kurangnya sinergi antara institusi terkait dalam melakukan upaya pemberantasan judi online. Dibutuhkan kerjasama yang solid antara kepolisian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan lembaga terkait lainnya untuk dapat secara efektif melawan praktik judi online yang meresahkan masyarakat. Selain itu, faktor teknologi juga menjadi tantangan tersendiri dalam pemberantasan judi online. Para pelaku judi online cenderung menggunakan berbagai metode dan teknologi canggih untuk menyembunyikan jejak dan identitas mereka, sehingga menjadi sulit bagi pihak berwenang untuk melacak dan menindak mereka. Tentu saja, upaya pemberantasan judi online ini tidak bisa hanya bergantung pada upaya penegakan hukum semata. Edukasi kepada masyarakat tentang bahaya judi online juga perlu ditingkatkan, agar masyarakat lebih sadar akan risiko yang dihadapi jika terlibat dalam praktik judi online. Meskipun tantangan untuk memberantas judi online memang besar, hal ini tidak boleh menjadi alasan untuk menyerah. Pihak berwenang harus terus meningkatkan upaya mereka dalam memberantas praktik judi online, baik melalui penegakan hukum, edukasi, maupun kerjasama lintas sektor. Masyarakat juga perlu mendukung upaya pemberantasan judi online ini dengan tidak terlibat dalam praktik tersebut dan melaporkan jika mengetahui adanya aktivitas judi online yang meresahkan. Semoga dengan kerja keras dan kerjasama semua pihak, judi online dapat benar-benar terberantas dari negeri ini.