Kabid Keolahragaan itu menerima pesan WhatsApp dari salah masyarakat yang menyampaikan adanya piagam kejuaraan lomba marching band palsu. Berita mengenai penemuan penggunaan piagam palsu dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Jawa Tengah pada tahun 2024 sangat mengkhawatirkan. Penggunaan piagam palsu dalam proses penerimaan calon siswa dapat merugikan banyak pihak, terutama siswa-siswa yang sebenarnya berhak mendapatkan kesempatan untuk bersekolah di sekolah yang mereka inginkan. Tindakan ini juga dapat merugikan institusi pendidikan yang menjadi korban dari penipuan ini, serta merusak citra diterimanya siswa-siswa berprestasi secara tidak jujur. Langkah-langkah yang diambil dalam menangani kasus ini perlu dilakukan secara tegas dan transparan. Pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen yang diajukan oleh para calon siswa harus dilakukan secara seksama dan terperinci untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan data. Selain itu, perlu juga dilakukan pengawasan yang ketat terhadap proses penerimaan siswa baru untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa yang akan datang. Ketegasan dalam menangani kasus penggunaan piagam palsu juga perlu diimbangi dengan peningkatan edukasi tentang pentingnya integritas dan kejujuran dalam dunia pendidikan. Siswa-siswa perlu diberi pemahaman bahwa pencapaian prestasi harus didasari oleh usaha dan kerja keras yang nyata, bukan dengan cara-cara curang atau tidak jujur. Selain itu, perlu juga ditingkatkan pengawasan terhadap lembaga-lembaga pendidikan yang mungkin dapat memfasilitasi tindakan curang dalam proses penerimaan siswa. Penyalahgunaan piagam palsu dalam PPDB Jawa Tengah 2024 merupakan sebuah pelajaran berharga bagi semua pihak terkait untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian dalam proses penerimaan siswa baru. Dengan adanya penanganan yang tegas dan pendidikan yang lebih baik mengenai integritas, diharapkan kasus seperti ini tidak akan terulang di masa yang akan datang.