Jika maju di Pilkada Jateng, Qodari menilai, Kaesang justru berpotensi menjadi hiu. Sebab, belum ada nama potensial yang unggul di sana. Tanggapan saya terhadap berita mengenai Kaesang dinilai berpeluang menang di Pilkada Jateng adalah bahwa hal tersebut tentu menjadi perhatian yang menarik mengingat ia adalah putra dari Presiden Joko Widodo. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam konteks politik, kredibilitas dan kemampuan seorang kandidat juga sangat penting untuk dipertimbangkan. Pengamat politik yang menyatakan bahwa Kaesang berpotensi untuk menang di Pilkada Jateng mungkin melihat popularitasnya yang cukup tinggi di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Namun, dalam dunia politik yang penuh dengan dinamika dan persaingan, tidak hanya popularitas saja yang akan menentukan kemenangan seseorang dalam pemilihan. Perlu diingat bahwa Jawa Tengah adalah salah satu provinsi yang memiliki keberagaman suku, budaya, dan agama yang sangat kompleks. Oleh karena itu, seorang kandidat harus mampu mengakomodasi keberagaman tersebut serta memiliki pemahaman yang mendalam mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat Jawa Tengah. Sementara itu, pernyataan bahwa jika Kaesang berkompetisi di Jakarta, ia "masuk kolam hiu" mungkin bermakna bahwa politik di Jakarta dianggap lebih keras dan kompetitif dibandingkan dengan di Jawa Tengah. Ini menunjukkan bahwa tantangan dalam Pilkada di Jakarta akan lebih berat dan membutuhkan strategi serta kemampuan yang lebih tinggi bagi seorang kandidat. Sebagai seorang anak dari seorang pemimpin negara, tentu Kaesang akan mendapat sorotan dan kritik yang lebih besar dari publik. Oleh karena itu, ia perlu mempersiapkan diri dengan matang dan memiliki visi serta program kerja yang jelas untuk dapat memenangkan Pilkada Jawa Tengah dan memberikan yang terbaik bagi masyarakatnya. Kesuksesan Kaesang dalam Pilkada Jateng juga akan memberikan dampak yang besar pada citra dan karir politik keluarga Jokowi di masa depan.