CP (17) hamil setelah dijual pacarnya MAH (18), untuk open booking order (BO). Berita mengenai perempuan di Cengkareng yang hamil setelah dijual oleh pacarnya untuk open BO adalah sebuah kasus yang sangat mengkhawatirkan. Tindakan tersebut tidak hanya merugikan perempuan tersebut, tetapi juga mencerminkan adanya tindakan kekerasan dan eksploitasi seksual yang sering kali terjadi dalam masyarakat. Setiap individu memiliki hak untuk tidak dimanfaatkan secara seksual tanpa seizinnya, dan tindakan seperti ini jelas melanggar hak asasi manusia. Pentingnya perlindungan terhadap perempuan dari tindakan eksploitasi seksual semakin terlihat dari kasus ini. Pemerintah dan lembaga terkait harus meningkatkan upaya dalam penegakan hukum terhadap pelaku tindakan asusila dan eksploitasi seksual, termasuk melakukan pendampingan terhadap korban agar mendapatkan perlindungan dan keadilan yang layak. Selain itu, pentingnya sosialisasi tentang pentingnya penghargaan terhadap martabat dan hak asasi manusia setiap individu juga harus ditingkatkan, agar masyarakat lebih peka terhadap tindakan yang merugikan dan merugikan sesama. Pendidikan tentang kesetaraan gender juga perlu ditingkatkan agar tidak terjadi lagi tindakan pelecehan dan eksploitasi terhadap perempuan. Lebih jauh lagi, penting bagi kita semua untuk menjadi bagian dalam memberantas praktik eksploitasi seksual dengan tidak membiarkan tindakan semacam ini terjadi di sekeliling kita. Masyarakat perlu bersatu untuk memberikan dukungan kepada korban dan menghukum tegas pelaku tindakan kekerasan seksual demi menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi semua orang. Dengan adanya kesadaran dan tindakan bersama, diharapkan kasus semacam ini dapat diminimalisir dan tidak terulang di masa depan.