Hasyim Asy'ari justru bersyukur dipecat. Bukan menyesal dan meminta maaf, karena telah mengecewakan rakyat, membuat wajah Indonesia semakin bopeng. Saya merasa prihatin dengan berita tersebut karena menunjukkan betapa sulitnya untuk menegakkan keadilan dan moralitas di Indonesia. Hasyim Asyari, sebagai seorang manusia Indonesia yang seharusnya menjadi contoh yang baik bagi masyarakat, justru terlibat dalam kasus yang merugikan kepercayaan publik. Pengangkatan dan pemecatan oleh DKPP menunjukkan bahwa tidak ada satupun individu yang dikecualikan dari hukum, termasuk orang yang memiliki jabatan dan otoritas. Kasus ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan. Kita perlu memastikan bahwa setiap pemimpin atau pejabat publik bertanggung jawab atas tindakan dan keputusannya, dan siap menerima konsekuensi jika melanggar aturan atau etika yang berlaku. Hasyim Asyari yang bersyukur meskipun dipecat seharusnya menjadi pembelajaran bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dalam konteks ini, peran lembaga pengawas seperti DKPP sangatlah penting untuk memastikan bahwa keadilan dilaksanakan secara adil dan transparan. Keputusan yang diambil oleh DKPP harus dihormati dan dilaksanakan oleh semua pihak tanpa terkecuali. Ini juga menjadi momentum bagi kita semua untuk lebih mengedepankan nilai-nilai integritas, etika, dan kejujuran dalam menjalankan tugas-tugas kita sehari-hari. Saya berharap kasus seperti ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak, khususnya pejabat pemerintahan, untuk tidak hanya fokus pada kekuasaan dan keuntungan pribadi, tetapi juga memiliki kesadaran moral yang tinggi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Kita semua bertanggung jawab untuk membangun negara yang bersih dari korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan pelanggaran hukum. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang di masa mendatang, dan Indonesia dapat memiliki pemimpin dan pejabat publik yang berkualitas dan bertanggung jawab.