Ribuan rumah terendam air di Gorontalo akibat banjir yang diakibatkan luapan Sungai Moloupo dan Danau Limboto. Tanggapan saya terhadap berita tersebut tentu sangat prihatin dengan kondisi banjir yang melanda Gorontalo. Angka 7.888 jiwa dan 2.026 rumah terendam air menunjukkan bahwa bencana ini telah memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat setempat. Kondisi seperti ini tentu memerlukan respons cepat dan tanggap dari pemerintah setempat serta berbagai pihak terkait. Pertama-tama, langkah yang paling penting adalah evakuasi dan penyaluran bantuan kepada korban banjir. Masyarakat yang terdampak perlu segera dievakuasi ke tempat yang aman dan mendapat perlindungan serta bantuan yang diperlukan. Selain itu, perlu juga dilakukan pendataan dan inventarisasi kerusakan yang terjadi agar bisa dilakukan penanganan lebih lanjut. Selain itu, perlu juga dilakukan upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Mungkin perlu dievaluasi kembali sistem tata ruang dan penataan wilayah di Gorontalo agar lebih tahan terhadap bencana alam seperti banjir. Peningkatan kapasitas tanggap darurat juga perlu dilakukan agar antisipasi terhadap bencana semacam ini bisa lebih maksimal. Kerjasama antara pemerintah, relawan, serta masyarakat juga menjadi kunci dalam penanggulangan bencana banjir ini. Keterlibatan semua pihak akan mempercepat proses penyelamatan dan pemulihan wilayah yang terdampak. Pemulihan pasca bencana juga perlu diperhatikan, termasuk dalam hal rehabilitasi rumah dan infrastruktur yang rusak akibat banjir. Semoga dengan berbagai upaya yang dilakukan, kondisi di Gorontalo bisa segera pulih dan masyarakat yang terdampak bisa kembali ke kehidupan normal. Semoga bantuan dan dukungan dari berbagai pihak terus mengalir untuk membantu korban banjir dan menyediakan kebutuhan pokok mereka. Kita juga sebagai masyarakat di seluruh Indonesia dapat memberikan dukungan moral dan materi untuk meringankan beban korban banjir di Gorontalo.