Loading...
Nasir merupakan kakak eks Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin, mantan terpidana kasus korupsi Wisma Atlet Palembang
Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa partai Demokrat ternyata masih mempercayakan keluarga Nazaruddin untuk bersaing dalam pemilihan gubernur di Riau. Hal ini tentu memunculkan pertanyaan mengenai kesempatan yang diberikan kepada keluarga Nazaruddin untuk kembali terlibat dalam politik setelah kasus korupsi yang menimpa Nazaruddin sebelumnya.
Pemilihan kakak Nazaruddin sebagai calon gubernur Riau juga memunculkan pertanyaan mengenai apakah Demokrat benar-benar ingin memperbaiki citra partai mereka setelah terlibat dalam berbagai skandal korupsi sebelumnya. Meskipun setiap individu berhak untuk berpartisipasi dalam politik, namun keputusan Demokrat untuk memilih kakak Nazaruddin bisa dianggap riskan dalam hal upaya memperbaiki citra partai mereka.
Selain itu, penunjukan keluarga Nazaruddin sebagai calon gubernur Riau juga dapat menimbulkan pertanyaan mengenai transparansi dan akuntabilitas partai politik dalam menentukan calon pemimpin daerah. Apakah Demokrat telah melakukan evaluasi mendalam terhadap latar belakang dan rekam jejak kakak Nazaruddin sebelum menunjuknya sebagai calon gubernur Riau?
Dalam konteks politik, memang tidak jarang keluarga politisi yang terlibat dalam skandal korupsi turut terlibat dalam dunia politik untuk menjaga kepentingan keluarga atau partainya. Namun, keputusan Demokrat tersebut tentu juga akan menuai pro dan kontra di masyarakat. Sebagai pemilih, penting bagi kita untuk lebih memahami latar belakang calon-calon pemimpin yang diusung oleh partai politik agar dapat membuat keputusan yang bijak dalam pemilihan nanti.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love

Care
Haha

Wow

Sad

Angry
Comment