Lima aktivis NU itu berangkat ke Israel tanpa sepengetahuan PBNU. Sebagai pengikut Nahdlatul Ulama, saya sangat menyesalkan tindakan lima cendekiawan NU yang bertemu dengan Presiden Israel. Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU seharusnya memegang teguh prinsip solidaritas terhadap Palestina dan menolak segala bentuk hubungan dengan entitas Israel yang telah lama melakukan penindasan terhadap rakyat Palestina. Tidak hanya itu, pertemuan tersebut juga dapat dipandang sebagai bentuk penghinaan terhadap penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina. Sebagai umat Islam, kita seharusnya bersatu dan mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan kemerdekaan dan keadilan yang mereka perjuangkan selama ini. Pada saat ini, ketika konflik Palestina-Israel semakin memanas, tindakan bertemu dengan Presiden Israel dapat dipandang sebagai tindakan yang tidak mendukung solidaritas terhadap rakyat Palestina. Sebagai cendekiawan NU, seharusnya mereka lebih bijak dalam menjalankan tindakan dan tidak menyakiti perasaan umat Islam yang menaruh harapan besar pada NU sebagai representasi kepemimpinan Islam di Indonesia. Saya berharap agar PBNU dapat segera mengambil tindakan tegas terhadap kelima cendekiawan tersebut sebagai bentuk penegakan prinsip solidaritas terhadap rakyat Palestina. Dalam situasi konflik yang semakin memanas, solidaritas umat Islam sangat dibutuhkan untuk memberikan dukungan moral dan politik kepada rakyat Palestina agar mereka dapat meraih kemerdekaan yang mereka perjuangkan selama ini. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk tidak menciptakan perpecahan dalam solidaritas umat Islam.