Yorrys Raweyai mengungkapkan bahwa LaNyalla Mahmud Mattalitti berniat maju sebagai calon pimpinan DPD periode 2024-2029. Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa dalam konteks demokrasi, seharusnya setiap orang memiliki hak untuk mencalonkan diri dalam pemilihan tanpa takut mendapatkan intimidasi atau tekanan dari pihak lain. Namun, tindakan pemasangan pamflet dan videotron di mana-mana untuk memprotes La Nyalla sebagai calon ketua DPD bisa dianggap sebagai bentuk ketidaksetujuan yang sah dalam berdemokrasi. Namun, saya juga menganggap bahwa tindakan tersebut sebaiknya dilakukan secara santun dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Menggunakan metode intimidasi atau menyebarkan informasi yang tidak benar bisa merusak proses demokrasi dan menciptakan ketegangan di masyarakat. Selain itu, sebaiknya para pendukung Yorrys Raweyai juga melakukan pendekatan yang lebih positif dan konstruktif. Mereka dapat menyampaikan visi dan misi Yorrys secara jelas dan langsung kepada masyarakat tanpa harus melakukan tindakan yang menyebabkan ketegangan dan kekacauan. Dalam proses pemilihan kepemimpinan, sebaiknya kita semua tetap mengedepankan nilai-nilai demokrasi, seperti kesantunan, saling menghormati, dan saling mendukung satu sama lain. Kita harus memahami bahwa setiap calon memiliki hak yang sama untuk bersaing secara adil dan transparan. Semoga kejadian ini dapat dijadikan pembelajaran bagi kita semua agar mengutamakan dialog dan argumentasi yang baik dalam menjalankan proses demokrasi.