Loading...
Sopir ambulans RSUD AM Djoen Sintang diduga menurunkan jenazah bayi di SPBU. Begini penjelasan sopir ambulans tersebut.
Saya merasa sangat prihatin dan tidak terima dengan kejadian tersebut. Seharusnya, kepentingan kemanusiaan, seperti mengantar jenazah bayi untuk dimakamkan, harus menjadi prioritas utama daripada masalah uang bahan bakar minyak. Tindakan sopir ambulans RSUD Sintang yang meminta turunkan jenazah bayi di SPBU karena masalah pembayaran BBM adalah tidak manusiawi dan tidak berperikemanusiaan.
Tindakan tersebut sangat tidak sensitif terhadap perasaan keluarga yang sedang berduka. Mereka sedang berusaha untuk memberikan penghormatan terakhir kepada bayi mereka, namun justru dihadapi dengan masalah yang seharusnya tidak menjadi hambatan. Sebagai tenaga medis, sopir ambulans seharusnya memiliki empati dan memahami situasi yang sedang dihadapi oleh keluarga yang berduka.
Selain itu, tindakan tersebut juga mencoreng citra pelayanan kesehatan publik di Indonesia, khususnya RSUD Sintang. Pelayanan kesehatan seharusnya dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab dan profesionalisme, tanpa memandang status sosial atau finansial pasien. Mengutamakan uang bahan bakar minyak daripada tugas kemanusiaan adalah tindakan yang sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang tenaga medis.
Saya berharap, pihak RSUD Sintang dapat memberikan sanksi yang sesuai terhadap sopir ambulans yang melakukan tindakan tersebut, agar kejadian serupa tidak terulang di masa yang akan datang. Selain itu, perlu adanya peningkatan kesadaran dan pelatihan terhadap tenaga medis mengenai etika dan norma dalam memberikan pelayanan kesehatan, terutama dalam situasi yang melibatkan pasien yang sedang mengalami kesedihan akibat kehilangan anggota keluarga. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk selalu mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap tindakan dan pelayanan yang diberikan.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment