Video warga marah dengan petugas Dinas Perhubungan Kota Medan di salah satu Komplek Perumahan di Kecamatan Medan Johor, menyebar di jejaring di medsos Tanggapan saya terhadap berita ini sangat memprihatinkan. Tindakan Dishub Medan yang memaksa pengendara yang parkir di depan ruko tanpa barcode langganan untuk meninggalkan tempat parkir menggambarkan kurangnya empati dan pemahaman terhadap kondisi masyarakat, terutama di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda. Seharusnya, Dishub Medan harus mempertimbangkan situasi dan kondisi pengendara sebelum mengambil tindakan yang terlalu drastis. Bisa jadi pengendara tersebut sedang dalam keadaan darurat atau memiliki alasan tertentu yang memaksa mereka untuk parkir di tempat tersebut. Tidak seharusnya mereka diusir dengan kasar tanpa pertimbangan yang matang. Selain itu, sebaiknya Dishub Medan lebih proaktif dalam memberikan solusi bagi permasalahan parkir di depan ruko tanpa barcode langganan. Sebagai penegak peraturan, seharusnya mereka memberikan himbauan dan edukasi kepada pengendara agar mematuhi aturan, bukan langsung mengusir tanpa memberikan solusi yang memadai. Selain itu, Dishub Medan juga bisa bekerja sama dengan pihak terkait untuk mencari solusi jangka panjang terhadap permasalahan parkir di daerah tersebut. Pihak Dishub Medan juga sebaiknya lebih sensitif terhadap kondisi masyarakat yang tengah mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi. Sebagai pelayan masyarakat, seharusnya mereka berusaha memberikan pelayanan yang lebih humanis dan tidak melupakan aspek kemanusiaan dalam bertindak. Diharapkan ke depannya, Dishub Medan dapat belajar dari kasus ini dan meningkatkan pelayanan serta pendekatan mereka terhadap masyarakat. Tidak hanya sebagai penegak aturan, tetapi juga sebagai mitra bagi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan kondusif. Semoga ke depannya tindakan semena-mena seperti ini tidak terulang lagi dan pelayanan masyarakat dapat ditingkatkan demi kesejahteraan bersama.