Eliya Gabrina anggota DPRD di Halmahera Selatan belakangan ini memberikan pengakuan mengejutkan usai eks Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba Berita tentang Eliya Gabrina yang mengaku sebagai keluarga eks Gubernur Maluku Utara untuk meminta bantuan mencarikan tiga wanita untuk urusan proyek merupakan hal yang sangat tidak etis dan tidak pantas dilakukan. Tindakan tersebut jelas merupakan penyalahgunaan posisi dan kepercayaan yang diberikan oleh eks Gubernur kepada Eliya Gabrina. Dalam menjalankan proyek, seharusnya dipilih berdasarkan kualifikasi dan keahlian yang dimiliki oleh individu tersebut, bukan atas dasar hubungan keluarga atau siapapun yang memiliki hubungan tertentu dengan pejabat tertentu. Prinsip keterbukaan, kejujuran, dan profesionalisme harus diutamakan dalam setiap proses pemilihan pihak yang terlibat dalam proyek. Tindakan tersebut dapat merugikan banyak pihak, seperti merugikan kepercayaan publik terhadap pemerintah, merugikan reputasi eks Gubernur Maluku Utara, dan merugikan reputasi Eliya Gabrina sendiri. Tindakan seperti ini juga dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat dalam dunia bisnis dan politik, dimana nepotisme dan kolusi dipertontonkan secara terang-terangan. Langkah yang harus diambil terkait hal ini adalah pihak berwenang atau lembaga terkait harus melakukan investigasi mendalam untuk mengetahui apakah ada unsur penyalahgunaan wewenang atau tindakan kriminal dalam kasus ini. Selain itu, perlu ada tindakan pembelajaran dan perbaikan dalam sistem rekrutmen proyek agar tidak terjadi lagi penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan untuk kepentingan pribadi. Diharapkan agar kasus seperti ini tidak terulang di masa mendatang dan para pihak yang terlibat harus mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum. Kita sebagai masyarakat harus senantiasa mengawasi dan mengkritisi setiap tindakan korupsi, nepotisme, dan kolusi agar keadilan dan kejujuran dapat terwujud dalam setiap aspek kehidupan kita.