Pembunuhan terhadap Asep Saepudin (45) terbongkar, karena panggilan telepon dari perusahaan pinjaman online (pinjol) yang hendak menagih utang. Berita tentang pembunuhan yang disebabkan oleh tagihan pinjaman online (pinjol) di Bekasi sangat mengkhawatirkan dan memprihatinkan. Kejadian ini menunjukkan bahwa persoalan utang di era digital saat ini bisa menjadi pemicu tindakan kriminal yang sangat berbahaya. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin maraknya penggunaan pinjol bisa membawa dampak buruk jika tidak dikelola dan diawasi dengan baik. Pembunuhan yang berencana karena tagihan pinjol ini seharusnya menjadi peringatan bagi pemerintah dan regulator untuk lebih ketat mengawasi dan mengatur industri pinjol. Perusahaan pinjol juga harus lebih bertanggung jawab dalam memberikan pinjaman kepada para nasabahnya, terutama dalam memastikan kemampuan pembayaran mereka sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Tidak hanya itu, para pengguna pinjol sendiri juga perlu lebih bijak dalam menggunakan layanan tersebut. Mereka harus dapat mengelola keuangan dengan bijaksana, tidak terlalu bergantung pada pinjaman online, dan selalu membayar tagihan tepat waktu untuk menghindari masalah yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Selain itu, masyarakat juga perlu lebih aware terhadap risiko yang ditimbulkan oleh penggunaan pinjol. Perlu ada sosialisasi yang lebih intensif mengenai bahaya utang online, termasuk kemungkinan terjerat dalam lingkaran utang yang berujung pada tindakan kriminal seperti pembunuhan. Pendidikan keuangan juga perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih cerdas dalam mengelola keuangan mereka tanpa harus bergantung pada pinjaman online yang rentan menimbulkan masalah. Penegakan hukum terhadap pelaku pembunuhan yang disebabkan oleh tagihan pinjol juga harus dilakukan secara tegas dan adil. Mereka harus dihukum sesuai dengan perbuatan kejahatan yang telah dilakukan agar menjadi efek jera bagi pelaku lain yang memiliki niat untuk melakukan hal serupa di masa depan.