Selain tak ada tanda tangan dirinya, kata Arya, nomor surat juga tidak tercatat di Polres. Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa tindakan anggota Polres Depok yang menyampaikan surat keluhan terhadap sikap AKBP Eko Wahyu merupakan hal yang seharusnya ditangani dengan serius. Meskipun surat tersebut tidak resmi, namun tetap saja merupakan ekspresi kekecewaan dan masalah internal yang sebaiknya segera dibicarakan dan diselesaikan. Hal ini menunjukkan bahwa ada potensi ketidakpuasan dan ketidaknyamanan di lingkungan kepolisian yang perlu mendapat perhatian lebih. Sebagai pimpinan, AKBP Eko Wahyu seharusnya merespons keluhan tersebut dengan bijaksana dan terbuka. Dia sebaiknya tidak mengabaikan atau menganggap sepele masalah internal yang dapat berdampak pada kinerja dan moral anggota polisi. Seharusnya AKBP Eko Wahyu melakukan pendekatan yang baik dan berusaha mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh anggota Polres Depok. Selain itu, penting bagi para pemimpin di institusi kepolisian untuk selalu mendengarkan dan memperhatikan aspirasi dari bawah. Anggota polisi juga merupakan manusia yang memiliki perasaan dan hak untuk mengungkapkan keberatan mereka terhadap situasi atau kebijakan yang dianggap tidak sesuai. Dengan demikian, komunikasi yang efektif antara pimpinan dan bawahan akan membantu dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif. Saya juga berharap agar pihak terkait segera menyelesaikan permasalahan ini secara transparan dan profesional. Keterbukaan dan akuntabilitas dalam menangani keluhan dan masalah internal di kepolisian akan membantu memperkuat integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian. Sehingga, semoga kejadian ini dapat menjadi momentum untuk perbaikan dan pembenahan dalam organisasi kepolisian demi terciptanya pelayanan publik yang lebih baik dan profesional.