Menurut Yahya, pernyataan PKB yang menghakimi PBNU mengenai pencopotan Marzuki Mustamar tidak dapat dibenarkan. Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa hal tersebut merupakan isu serius yang menunjukkan adanya kekhawatiran terhadap kepatuhan partai politik terhadap aturan dan nilai yang telah ditetapkan. Sebagai anggota parpol, PKB seharusnya memberikan contoh yang baik dalam menjalankan prinsip-prinsip etika dan integritas. Jika terbukti bahwa PKB melenceng dari aturan, itu dapat merusak reputasi partai dan juga kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik. Selain itu, pernyataan Gus Yahya yang mengungkit pencopotan Marzuki Mustamar dari PWNU Jatim dalam konteks ini juga dapat dilihat sebagai tindakan yang bermaksud untuk mengingatkan dan menyadarkan PKB akan pentingnya menjaga integritas dan keteladanan. Pencopotan Marzuki Mustamar tentu memiliki alasan yang kuat dan harus dijadikan pembelajaran bagi semua pihak agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sebagai pemimpin agama, Gus Yahya memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa partai politik yang terkait dengan NU tetap berada pada jalur yang benar dan sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mereka anut. Dengan menyoroti kasus ini, diharapkan PKB dapat melakukan introspeksi dan perbaikan internal agar tidak terjadi kesalahan yang sama di masa depan. Dalam konteks yang lebih luas, berita ini juga bisa menjadi momentum bagi seluruh anggota partai politik untuk mengingat kembali komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip etika politik yang seharusnya mereka junjung tinggi. Kejujuran, transparansi, dan akuntabilitas harus menjadi prioritas utama bagi setiap individu yang terlibat dalam politik, demi menciptakan lingkungan politik yang bersih dan berintegritas. Semoga berita ini juga dapat menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pemangku kepentingan politik di Indonesia.