Loading...
Presiden Jokowi mengakui tidurnya tidak nyenyak saat pertama kali bermalam di Kantor Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN), pada Minggu.
Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah pengakuan yang sangat manusiawi dari seorang pemimpin negara. Dalam kondisi seperti ini, di mana tekanan dan tanggung jawab yang besar selalu menghampiri seorang presiden, adalah hal yang wajar jika tidur tidak nyenyak menjadi suatu hal yang umum terjadi.
Pengakuan Presiden Jokowi ini juga dapat memberikan gambaran bahwa seorang pemimpin pun adalah manusia biasa yang memiliki keterbatasan. Ini juga dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih memahami beban kerja yang dipikul oleh seorang presiden, dan dapat memunculkan empati serta pengertian terhadap kondisi mereka.
Selain itu, hal ini juga dapat menjadi motivasi bagi masyarakat untuk selalu merawat kesehatan fisik dan mental mereka secara lebih baik lagi. Kesehatan merupakan aset yang sangat berharga, terutama bagi seorang pemimpin negara yang harus selalu siap dan sehat dalam mengemban tugasnya.
Pengakuan Presiden Jokowi ini juga dapat menjadi pemicu untuk mendorong upaya peningkatan kualitas tidur di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat dapat mengambil pelajaran dari presiden untuk lebih memperhatikan pola tidur mereka, karena tidur yang cukup dan berkualitas merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan dan kinerja sehari-hari.
Terakhir, semoga dengan adanya pengakuan ini, stigma bahwa seorang pemimpin harus selalu sempurna dan tidak boleh menunjukkan tanda-tanda kelemahan bisa berkurang. Setiap orang, termasuk seorang presiden, memiliki hak untuk merasa lelah dan butuh istirahat. Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan keseimbangan antara kerja dan istirahat harus semakin ditanamkan dalam masyarakat.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment