Operator atau sopir dari JakLingko Mikrotrans menuntut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membenahi mekanisme upah mereka. Saya merasa prihatin dengan situasi yang dihadapi oleh para sopir JakLingko yang mengeluhkan tidak menerima gaji penuh akibat kemacetan di Jakarta. Kemacetan yang parah di Jakarta memang telah menjadi masalah yang tidak terelakkan dan berdampak luas, termasuk pada penghasilan para sopir angkutan umum. Terkait dengan hal ini, pemerintah setempat perlu segera mencari solusi untuk mengatasi masalah kemacetan yang terus berlanjut di Jakarta. Tidak hanya untuk meningkatkan kualitas transportasi publik, tapi juga untuk memastikan bahwa para sopir dapat bekerja dengan layak dan menerima gaji sesuai dengan jam kerja yang telah dilakukan. Selain itu, perusahaan yang mengelola layanan transportasi umum seperti JakLingko seharusnya juga memperhatikan kesejahteraan para sopir yang menjadi ujung tombak dalam penyediaan layanan transportasi tersebut. Mereka harus memastikan bahwa para sopir dapat bekerja dengan nyaman dan mendapatkan gaji yang sesuai dengan jerih payah yang mereka lakukan setiap hari. Diharapkan juga adanya asosiasi sopir atau serikat pekerja yang dapat mewakili kepentingan para sopir JakLingko dalam menuntut hak-hak mereka. Sehingga masalah seperti ini dapat diselesaikan dengan baik dan adil bagi semua pihak yang terlibat. Kemudian, sebagai pengguna jasa transportasi umum, kita juga bisa turut membantu dengan cara mematuhi aturan lalu lintas, rajin membersihkan kendaraan umum, serta memberikan apresiasi kepada para sopir yang bekerja keras setiap hari untuk mengantarkan kita ke tujuan. Semoga dengan adanya perhatian dan kerja sama dari berbagai pihak, masalah kemacetan di Jakarta dapat segera diatasi dan para sopir JakLingko dapat menerima gaji penuh yang seharusnya mereka terima.