Momen Menpora Dito meledek Menteri Muhadjir dengan sebutan 'Ketua Tambang' Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa interaksi antara Menpora yang saat itu diwakili oleh Dito dengan Muhadjir Effendy yang disebut sebagai "Pak Ketua Tambang" memperlihatkan hubungan yang akrab antara keduanya. Hal ini dapat diartikan sebagai suatu bentuk keakraban dan kebersamaan di antara pejabat negara yang berbeda bidang tugasnya. Dalam konteks ini, sebutan "Pak Ketua Tambang" yang diberikan kepada Muhadjir Effendy merupakan ungkapan pujian secara tidak langsung terhadap kemampuannya dalam memimpin suatu organisasi atau lembaga yang mirip dengan kepemimpinan seorang ketua tambang. Selain itu, hal ini juga dapat diartikan sebagai candaan ringan yang menunjukkan suasana keakraban antara Menpora dan Muhadjir. Meskipun demikian, sebagai seorang pejabat negara, sebaiknya kita tetap menjaga etika dan tata krama dalam memberi sebutan kepada sesama, terlebih kepada pejabat yang memiliki kedudukan dan tanggung jawab yang tinggi seperti Muhadjir Effendy. Meskipun dalam konteks tersebut sebutan tersebut mungkin tidak dianggap sebagai sesuatu yang merendahkan, namun tetap saja penting untuk selalu menjaga etika dan penghormatan antar sesama. Selain itu, berita ini juga dapat dijadikan sebagai contoh bagaimana hubungan antara pejabat di berbagai bidang dapat tetap harmonis dan penuh keakraban. Hal ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam memperlihatkan sikap saling menghormati dan menjaga hubungan yang baik dengan sesama, terlebih di tengah situasi yang penuh dengan perbedaan pendapat dan pandangan. Secara keseluruhan, berita ini memberikan gambaran positif tentang interaksi antara Menpora dan Muhadjir Effendy, serta sekaligus mengingatkan kita untuk selalu menjaga etika dan tata krama dalam berkomunikasi dan bergaul dengan sesama. Semoga hubungan harmonis antara pejabat negara dapat menjadi contoh bagi seluruh elemen masyarakat dalam membangun hubungan yang saling menghormati dan menghargai satu sama lain.