Pihak SMP swasta di Surabayat tak lagi dibebani iuran keamanan oleh RW setempat. Namun, ini yang perlu dilakukan pihak sekolah. Saya merasa senang mendengar berita bahwa konflik antara RW dan SMP Swasta di Surabaya telah berakhir. Konflik tersebut tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan bagi kedua belah pihak, terutama bagi siswa yang menjadi korban dari situasi tersebut. Dengan berakhirnya konflik ini, diharapkan semua pihak dapat kembali fokus pada pendidikan dan kesejahteraan siswa. Keputusan bahwa sekolah tidak perlu membayar iuran tentu menjadi kabar baik bagi pihak sekolah maupun orang tua siswa. Hal ini dapat mengurangi beban biaya pendidikan yang harus ditanggung, sehingga dapat memberikan akses pendidikan yang lebih terjangkau bagi masyarakat. Namun, di balik keputusan tersebut, mungkin ada konsekuensi atau syarat lain yang harus dipatuhi oleh pihak sekolah agar situasi ini dapat terjadi. Kita juga perlu mengingat bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap anak, dan seharusnya tidak boleh terganggu oleh konflik antar pihak terkait. Dalam hal ini, penting bagi semua pihak untuk menempatkan kepentingan siswa sebagai prioritas utama dalam setiap keputusan yang diambil. Dengan menjaga kerjasama dan dialog yang baik antara pihak-pihak terkait, diharapkan konflik serupa tidak terulang di masa depan. Selain itu, saya berharap bahwa berakhirnya konflik ini juga dapat menjadi contoh bagi masyarakat Surabaya maupun wilayah lainnya, bahwa penyelesaian konflik melalui musyawarah dan kerjasama adalah langkah yang lebih baik dan akan menghasilkan solusi yang lebih berkelanjutan. Dengan demikian, kemajuan dan kesejahteraan pendidikan di Indonesia dapat tercapai dengan lebih baik lagi. Semoga keputusan ini membawa dampak positif bagi kemajuan pendidikan di Surabaya.