Nama Wali Kota Meda Bobby Nasution dan istrinya, Kahiyang Ayu mencuat di dalam sidang dugaan suap eks Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba. Berita mengenai duduk perkara nama Bobby dan Kahiyang mencuat di sidang suap eks Gubernur Maluku Utara tentu saja menarik perhatian publik. Dalam konteks ini, Bobby merupakan anak dari Presiden Jokowi, sedangkan Kahiyang adalah menantu dari Jokowi. Keterlibatan nama-nama besar ini tentu saja menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan proses hukum yang adil dan transparan. Namun, dengan keterlibatan nama Bobby dan Kahiyang dalam perkara suap ini, tentu saja akan menambah kompleksitas dalam penanganan kasus tersebut. Masyarakat tentu ingin melihat bahwa penegakan hukum dilakukan tanpa pandang bulu, tanpa terpengaruh oleh kedudukan atau hubungan keluarga seseorang. Namun demikian, sebaiknya kita tidak terburu-buru untuk membuat kesimpulan sebelum ada keputusan hukum yang final dari pengadilan. Kita harus mengedepankan asas praduga tak bersalah dan memberikan kesempatan bagi proses hukum untuk berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Kita juga perlu menghindari penyebaran informasi yang belum terbukti kebenarannya agar tidak menimbulkan polemik yang berlebihan. Selain itu, kasus suap eks Gubernur Maluku Utara ini seharusnya menjadi momentum bagi kita semua untuk menyadari pentingnya menjaga kebersihan dan transparansi dalam pemerintahan. Korupsi merupakan musuh bersama yang harus kita lawan bersama-sama. Semua pihak, termasuk pejabat publik dan keluarga presiden, harus patuh pada aturan hukum dan tidak terlibat dalam praktek korupsi. Di sisi lain, kejadian ini juga seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya menjaga integritas dan etika dalam hidup berbangsa dan bernegara. Kita harus selalu mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau kelompok, serta mengedepankan prinsip kejujuran dan integritas dalam setiap tindakan dan keputusan yang kita ambil.