Lurah Cililitan Sukarya mengaku ditegur oleh Wali Kota Jakarta Timur setelah viral soal penutupan akses jalan di depan rumah warga. Tentu saja, tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah tidak mendukung tindakan yang dilakukan oleh Lurah Cililitan yang pura-pura sibuk saat ditegur oleh Wali Kota terkait penutupan akses jalan. Sebagai seorang kepala daerah, seharusnya seorang lurah dapat menanggapi segala masukan dan instruksi yang diberikan oleh atasan dengan baik dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Namun, tindakan pura-pura sibuk tersebut justru menunjukkan ketidakprofesionalan dalam menjalankan tugasnya. Tidak hanya itu, penutupan akses jalan juga dapat berdampak buruk bagi masyarakat sekitar yang membutuhkan jalan tersebut untuk aktivitas sehari-hari. Hal ini menunjukkan kurangnya empati dan perhatian dari pihak lurah terhadap kebutuhan dan kepentingan warga yang seharusnya menjadi priotritas utama. Selain itu, berita ini juga menjadi viral dan mendapat perhatian publik karena tindakan yang dilakukan oleh Lurah Cililitan dinilai tidak pantas dan tidak etis. Sebagai seorang pejabat publik, sepatutnya dia memberikan contoh yang baik dan menjadi teladan bagi masyarakat, bukan malah menunjukkan sikap yang mengabaikan aturan dan melanggar tata krama dalam bertugas. Dengan demikian, saya berharap agar tindakan tersebut dapat menjadi pelajaran bagi seluruh pejabat publik untuk selalu menjalankan tugasnya dengan baik, transparan, dan mengutamakan kepentingan masyarakat. Selain itu, penting bagi para pejabat untuk selalu menerima masukan dan kritik dengan lapang dada serta melakukan perubahan yang dibutuhkan demi kemajuan dan kesejahteraan bersama.